Sabtu, 26 Desember 2015

struktur dan fungsi kelenjar timus



KELENJAR  TIMUS

        


            Timus terletak di atas perikardium jantung, di depan aorta, antara paru-paru, di bawah tiroid, dan di belakang tulang dada. Timus berkembang sejak awal selama masa kehamilan dan tumbuh dengan cepat sampai masa kelahiran. Ini mencapai ukuran terbesarnya selama masa bayi dan terus berkembang sampai pubertas, meskipun pada tingkat yang lebih lambat. Mulai saat pubertas, timus mulai proses regresi. Timus mulai menyusut dan digantikan oleh jaringan fibrosa dan lemak. Seiring penurunan ukuran timus, begitu juga fungsinya dalam memproduksi T-limfosit mulai menurun.
Pada bayi baru lahir, bentuknya sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram. Ukurannnya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut. Perkembangan tymus bervariasi sesuai dengan umur seseorang, perkembangannya mencapai maksimum pada masa pubertas kemudian berangsur menyusut. Ketika telah mencapai perkembangan sempurna, kelenjar ini akan terbungkus oleh organ lobar. Setelah pubertas, timus akan mengalami involusi bertahap dan akan digantikan oleh jaringan lemak. Sehingga kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun.
           
            Timus memiliki lapisan luar tipis yang disebut kapsul dan terdiri dari tiga jenis sel.
Jenis sel timus termasuk sel epitel, limfosit, dan sel-sel neuroendokrin.
*       Sel epitel : sel padat yang memberikan bentuk dan struktur ke timus.
*       Limfosit : sel kekebalan yang melindungi terhadap infeksi dan merangsang respon kekebalan tubuh.
*       Sel-sel neuroendokrin : sel hormon pelepas.
           
            Kelenjar tymus berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kedua lobus tersebut  saling berhubungan secara erat dan bersatu dalam jaringan ikat. Setiap lobus timus mengandung banyak bagian yang lebih kecil yang disebut lobulus. Sebuah lobulus terdiri dari:
1.      Korteks ( berada dibagian luar )
      Wilayah korteks berisi T-limfosit. Sel-sel ini belum mengembangkan kemampuan untuk membedakan sel-sel tubuh dari sel-sel asing. Pada bagian korteks sel-T akan dipindahkan ke bagian medula untuk dimatangkan.
2.      Medulla ( berada dibagian dalam )
        Di dalam bagian medula sel-T akan belajar untuk membedakan antara infeksi atau penyakit yang menyerang dengan struktur tubuh, sehingga hal ini akan dapat mencegah kesalahan respon imun.
Dalam timus tidak terdapat pembuluh aferen dan sinus limfe. Pembuluh eferen terutama berjalan ke jaringan ikat interlobular. Jumlah cabang nervus vagus dan nervus simpatis servikalis mencapai timus sedikit. Saraf terutama tersebar pada dinding pembuluh darah. Arteri yang memperdarahi berasal dari arteri torasika interna dan arteri tiroidea inferior. Cabang-cabangnya berjalan sepanjang trabekula yang diselubungi oleh sel retikulat epitel yang memasuki lobus perbatasan korteks dan medula. Arteriole bercabang banyak dan kapiler-kapilernya memasok darah ke korteks dan sedikit yang memasok ke medula. Darah yang melalui venula pasca kapiler berploriferasi di korteks memasuki sistem pembuluh darah. Darah venula kembali ke tuberkula interlobularis dan selanjutnya ke vena brakiosepalika dan vena tiroidea.
            Beberapa limfosit yang diproduksi di sumsum tulang selama kehamilan bermigrasi ke timus di mana mereka berkembang biak, berdiferensiasi dan menjadi T-limfosit matang. Selama proses ini, mereka belajar bagaimana membedakan sel-sel sendiri dari sel asing, sehingga mereka tidak menyerang tubuh ketika dilepaskan ke dalam darah. Mereka disebut sebagai T-limfosit karena mereka berkembang di timus, sebagai lawan B-limfosit, yang matang pada sumsum tulang. T-limfosit tidak bereaksi terhadap virus atau penyerbu asing lainnya sampai timus melepaskan mereka ke dalam aliran darah. Setelah matang, beberapa T-limfosit melakukan perjalanan dan menetap di organ limfatik lainnya, seperti kelenjar getah bening, limpa dan usus buntu, sementara yang lain beredar melalui darah. Kehadiran sel asing mengaktifkan T-limfosit ke dalam tindakan. Tergantung pada jenis T-limfosit (sitotoksik, helper atau penekan), mereka membantu dalam membunuh sel asing, mengaktifkan sel-sel kekebalan lainnya atau mengakhiri respon imun setelah penyerang telah diasingkan atau dimusnahkan. T-sel mengandung protein yang disebut reseptor sel T yang mengisi membran sel T dan mampu mengenali berbagai jenis antigen (zat yang menimbulkan reaksi kebal).
            T-limfosit berdiferensiasi menjadi tiga kelompok utama dalam timus. Kelompok ini adalah:
  • Sel T sitotoksik – langsung menghentikan antigen.
  • Sel T pembantu – memicu produksi antibodi oleh sel-B dan juga memproduksi zat yang mengaktifkan T-sel lain.
  • Sel T peraturan – juga disebut sel T penekan, sel-sel ini menekan respon dari sel-B dan sel T lain terhadap antigen.
Timus memproduksi protein hormon yang membantu T-limfosit matang dan membedakan. Beberapa hormon timus termasuk thiympoeitin, tiymulin, timosin, dan faktor humoral timus (THF). Timpoeitin dan timulin menginduksi diferensiasi di T-limfosit dan meningkatkan fungsi sel-T. Timosin meningkatkan respon imun. Hal ini juga merangsang hormon tertentu kelenjar pituitari (hormon pertumbuhan). Faktor humoral timus meningkatkan respon imun terhadap virus pada khususnya.
            Selain berperan dalam sistem kekebalan tubuh manusia, kelenjar timus juga berperan dalam pertumbuhan manusia.  Karena Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan. Hormon somatotrof fungsinya untuk membantu dalam proses pertumbuhan tubuh.
                      


Sumber :




1 komentar:

  1. Wynn Las Vegas announces 2022 event calendar with
    Wynn 포항 출장마사지 Las Vegas has announced 2022 event calendar with more 남양주 출장안마 than 80 event “The Buffet 경주 출장안마 at Wynn Las Vegas” will include items 서산 출장안마 such 남양주 출장안마 as desserts, desserts,

    BalasHapus