KELENJAR
TIMUS
|
Timus
terletak di atas perikardium jantung, di depan aorta, antara paru-paru, di
bawah tiroid, dan di belakang tulang dada. Timus berkembang sejak awal selama
masa kehamilan dan tumbuh dengan cepat sampai masa kelahiran. Ini mencapai
ukuran terbesarnya selama masa bayi dan terus berkembang sampai pubertas,
meskipun pada tingkat yang lebih lambat. Mulai saat pubertas, timus mulai
proses regresi. Timus mulai menyusut dan digantikan oleh jaringan fibrosa dan
lemak. Seiring penurunan ukuran timus, begitu juga fungsinya dalam memproduksi
T-limfosit mulai menurun.
Pada bayi
baru lahir, bentuknya sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram. Ukurannnya
bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut.
Perkembangan tymus bervariasi sesuai dengan umur seseorang, perkembangannya
mencapai maksimum pada masa pubertas kemudian berangsur menyusut. Ketika
telah mencapai perkembangan sempurna, kelenjar ini akan terbungkus oleh organ
lobar. Setelah pubertas, timus akan mengalami involusi bertahap dan akan
digantikan oleh jaringan lemak. Sehingga kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun.
Timus
memiliki lapisan luar tipis yang disebut kapsul dan terdiri dari tiga jenis
sel.
Jenis sel timus termasuk sel epitel,
limfosit, dan sel-sel neuroendokrin.
Sel
epitel : sel padat yang memberikan bentuk dan struktur ke timus.
Limfosit
: sel kekebalan yang melindungi terhadap infeksi dan merangsang respon
kekebalan tubuh.
Sel-sel
neuroendokrin : sel hormon pelepas.
Kelenjar
tymus berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kedua lobus
tersebut saling berhubungan secara erat
dan bersatu dalam jaringan ikat. Setiap lobus timus mengandung banyak bagian yang lebih kecil
yang disebut lobulus. Sebuah lobulus terdiri dari:
1.
Korteks
( berada dibagian luar )
Wilayah
korteks berisi T-limfosit. Sel-sel ini belum mengembangkan kemampuan untuk
membedakan sel-sel tubuh dari sel-sel asing. Pada bagian
korteks sel-T akan dipindahkan ke bagian medula untuk dimatangkan.
2.
Medulla
( berada dibagian dalam )
Di
dalam bagian medula sel-T akan belajar untuk membedakan antara infeksi atau
penyakit yang menyerang dengan struktur tubuh, sehingga hal ini akan dapat
mencegah kesalahan respon imun.
Dalam
timus tidak terdapat pembuluh aferen dan sinus limfe. Pembuluh eferen terutama
berjalan ke jaringan ikat interlobular. Jumlah cabang nervus vagus dan nervus
simpatis servikalis mencapai timus sedikit. Saraf terutama tersebar pada
dinding pembuluh darah. Arteri yang memperdarahi berasal dari arteri torasika
interna dan arteri tiroidea inferior. Cabang-cabangnya berjalan sepanjang
trabekula yang diselubungi oleh sel retikulat epitel yang memasuki lobus
perbatasan korteks dan medula. Arteriole bercabang banyak dan
kapiler-kapilernya memasok darah ke korteks dan sedikit yang memasok ke medula.
Darah yang melalui venula pasca kapiler berploriferasi di korteks memasuki
sistem pembuluh darah. Darah venula kembali ke tuberkula interlobularis dan
selanjutnya ke vena brakiosepalika dan vena tiroidea.
Beberapa
limfosit yang diproduksi di sumsum tulang selama kehamilan bermigrasi ke timus
di mana mereka berkembang biak, berdiferensiasi dan menjadi T-limfosit matang.
Selama proses ini, mereka belajar bagaimana membedakan sel-sel sendiri dari sel
asing, sehingga mereka tidak menyerang tubuh ketika dilepaskan ke dalam darah.
Mereka disebut sebagai T-limfosit karena mereka berkembang di timus, sebagai
lawan B-limfosit, yang matang pada sumsum tulang. T-limfosit tidak bereaksi
terhadap virus atau penyerbu asing lainnya sampai timus melepaskan mereka ke
dalam aliran darah. Setelah matang, beberapa T-limfosit melakukan perjalanan
dan menetap di organ limfatik lainnya, seperti kelenjar getah bening, limpa dan
usus buntu, sementara yang lain beredar melalui darah. Kehadiran sel asing
mengaktifkan T-limfosit ke dalam tindakan. Tergantung pada jenis T-limfosit
(sitotoksik, helper atau penekan), mereka membantu dalam membunuh sel asing,
mengaktifkan sel-sel kekebalan lainnya atau mengakhiri respon imun setelah
penyerang telah diasingkan atau dimusnahkan. T-sel mengandung protein yang
disebut reseptor sel T yang mengisi membran sel T dan mampu mengenali berbagai
jenis antigen (zat yang menimbulkan reaksi kebal).
T-limfosit berdiferensiasi menjadi
tiga kelompok utama dalam timus. Kelompok ini adalah:
- Sel T sitotoksik – langsung menghentikan antigen.
- Sel T pembantu – memicu produksi antibodi oleh sel-B dan juga memproduksi zat yang mengaktifkan T-sel lain.
- Sel T peraturan – juga disebut sel T penekan, sel-sel ini menekan respon dari sel-B dan sel T lain terhadap antigen.
Timus
memproduksi protein hormon yang membantu T-limfosit matang dan membedakan.
Beberapa hormon timus termasuk thiympoeitin, tiymulin, timosin, dan faktor
humoral timus (THF). Timpoeitin dan timulin menginduksi diferensiasi di
T-limfosit dan meningkatkan fungsi sel-T. Timosin meningkatkan respon imun. Hal
ini juga merangsang hormon tertentu kelenjar pituitari (hormon pertumbuhan).
Faktor humoral timus meningkatkan respon imun terhadap virus pada khususnya.
Selain
berperan dalam sistem kekebalan tubuh manusia, kelenjar timus juga berperan dalam
pertumbuhan manusia. Karena Kelenjar ini
merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan. Hormon somatotrof fungsinya untuk
membantu dalam proses pertumbuhan tubuh.
Sumber
:
Wynn Las Vegas announces 2022 event calendar with
BalasHapusWynn 포항 출장마사지 Las Vegas has announced 2022 event calendar with more 남양주 출장안마 than 80 event “The Buffet 경주 출장안마 at Wynn Las Vegas” will include items 서산 출장안마 such 남양주 출장안마 as desserts, desserts,